Rabu, 23 Maret 2011

[Review Buku] Rembulan Tenggelam di Wajah-Mu

Novel keluaran tahun 2007 ini baru saja selesai saya baca. Karya apik dari seorang novelis, Darwis Tere-Liye, ini begitu mendalam. Berkisah tentang hidup seorang anak manusia bernama Ray. Awalnya saya sedikit bingung dengan alur cerita dalam novel ini, maklum, novel ini memang menggunakan alur cerita maju mundur. Bagi yang tidak terbiasa, bisa jadi bingung seperti saya. Namun, lama kelamaan saya mengerti kemana arah yang ingin Bang Tere (sapaan Darwis Tere-Liye) sampaikan kepada pembaca setianya.

Mencomot salah satu komentar di cover belakang novel ini, Muhammad Nadjib (Anggota DPR RI), "Misteri kehidupan, merupakan ranah yang diselimuti oleh tabir berlapis. Tak seperti penulis kebanyakan yang berusaha menyingkap tabir ini, Tere Liye malah menawarkan cara bagaimana menyikapinya, sehingga kita tidak tertipu oleh fatamorgana kebahagiaan yang selalu diburu umat manusia. Dengan cara ini penulis sebetulnya menuntun pembaca pada jalan menuju kebahagiaan sejati."

Saya sangat sepakat dengan komentar di atas. Kisah hidup Ray, tokoh utama dalam novel ini, dituturkan dengan cara yang berbeda. Diceritakan, Ray seorang anak manusia biasa (seperti kita kebanyakan), sepanjang hidupnya dikungkung oleh 5 pertanyaan yang tidak ia temukan jawabannya sampai menjelang ajal. Kelima pertanyaan tersebut akhirnya terjawab dengan sebuah kisah perjalanan masa lalu. Di dampingi oleh seorang malaikat (entahlah apa namanya) yang membimbingnya menemukan jawaban atas 5 pertanyaan hidup yang dialaminya.

Pertanyaan pertama:
"Apakah orang-orang memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih saat akan dilahirkan? Mengapa Ray harus menghabiskan 16 tahun hidupnya di panti yang menyebalkan?"

Pertanyaan ke dua:
"Apa hidup ini adil? Kenapa orang-orang jahat selalu dimudahkan jalannya, kenapa orang-orang baik malah sebaliknya?"

Pertanyaan ke tiga:
"Kenapa langit tega sekali mengambil istrinya? Kenapa takdir menyakitkan itu (kehilangan istri dan dua anaknya) harus terjadi?"

Pertanyaan ke empat:
"Kenapa hidup Ray terasa kosong dan hampa? Setelah semua kemewahan dunia ia dapatkan?"

Pertanyaan ke lima:
" Kenapa Ray harus mengalami sakit berkepanjangan selama enam tahun?"

Ya, novel ini semuanya tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Semuanya dirangkai dalam sebuah kisah hidup penuh makna seorang Ray. Ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari novel ini. Dari novel ini, saya belajar bahwa takdir sejatinya rahasia langit (Allah). Ada banyak potongan kehidupan yang terjadi, tanpa kita sadari, tanpa kita ketahui, dan kesemuanya merupakan rahasia langit. Ah,,, bukannya kita tidak sadar atau tidak tahu, hanya saja kita terlebih sering melihat hikmah/jawaban atas kejadian hidup hanya dari sesuatu yang kasat mata. Dan sesuatu yang tidak kasat mata, itulah yang menjadi rahasia langit. Bang Tere pun memberikan resep terbaik agar kita mampu melihat rahasia langit ini dengan cara yang terbaik pula, berbaiksangka. Yup, hanya dengan berbaiksangka kepada Allah, maka hati menjadi tenang dengan takdir yang digariskan atas hidup kita. Karena sejatinya, tidak ada yang sia-sia di dunia ini, tidak ada yang terjadi secara "asal-asalan".

Tidak lengkap hanya membaca artikel ini, sabahat "wajib" membaca novelnya. Membaca jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi selama ini kita turut pertanyakannya kepada Allah. Semoga bermanfaat. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be shy, write your mind! ^_^