Quotes ini Rain kumpulkan dari fanspage FB Darwis Tere-Liye. Sesuai 'perintah' Bang Tere, isinya boleh di-copas dan di-share. Semoga bermanfaat! ^^
*****************
Orang paling miskin di dunia adalah orang yang paling banyak kehendaknya. Ini itu, itu ini, banyak nian keinginannya.
Sedangkan orang paling kaya di dunia adalah orang yang selalu merasa cukup. Tidak usah, ini saja, tidak perlu, sudah cukuplah semuanya, mau apalagi.
Jangan berkecil hati jika orang lain hanya mengingat kita saat butuh pertolongan, dan cuek bebek jika tidak, seolah tidak kenal lagi.
Karena dengan demikian, sebenarnya malah keren, kita dianggap seseorang yg amat penting dalam hidupnya.
Permasalahan atau urusan hidup itu persis seperti rumput di halaman. 100 kali kita potong, rapikan, perindah, maka 100 kali pula rumput tersebut tumbuh lagi, tinggi, berantakan. Terus saja begitu, ada-ada saja masalah/urusan baru yg muncul.
Oleh karena sudah demikian kodratnya, maka drpd mengeluh, berputus asa, lebih baik siapkan peralatan yg baik, sisihkan waktu, dan jangan malas segera disiplin memotong rumputnya, agar terus indah dilihat sepanjang waktu.
Kita semua rasa2nya mayoritas pasti akan menggeleng jika disuruh berlari 42 km nonstop. Susah dibayangkan. Nggak akan kuat.
Itu karena kita disuruh sekaligus mengerjakan tugas berat tersebut. Coba kalau pelan2 hari ini disuruh 1 km, sebulan kemudian 10km, enam bulan kemudian 20 km, maka persis di akhir tahun, kita sudah bisa menjadi pelari marathon yg baik.
Dalam banyak hal, begitu pula kehidupan. Berlatih sesegera mungkin atas sesuatu, akan membuat kita lebih tangguh dari hari ke hari. Semenyakitkan apapun tugas/beban tersebut, jika telah berlatih, proses melewatinya bahkan bisa dinikmati.
Segelas jus pare itu terasa pahit, karena ada di satu gelas, lantas kita minum. Coba tuangkan segelas jus pare itu ke dalam kolam renang, apa masih pahit air kolamnya?
Begitulah pula kehidupan. Rasa sakit, sesak, kesedihan, kesusahan, kesulitan yg kita alami, itu terasa pahit kalau dilihat dari satu titik waktu, coba dibentangkan lebih luas demi masa depan yg lebih baik, demi manfaat bagi sekitar, maka apa tetap terasa pahit?
Wanita yang baik, untuk laki2 yg baik, dan sebaliknya, laki2 yg baik, untuk wanita yang baik.
Itu bukan kalimat fiksi tere liye, itu ditulis dalam kitab suci, entah kenapa banyak yg tidak tahu kalau itu firman Tuhan--yang tidak akan salah walau satu huruf pun.
Maka, kalau kalian saat ini bertanya tentang cinta, galau gulana, naksir teman sekolah, dsbgnya, ayo, sibukkanlah diri untuk memperbaiki diri. Ingatlah selalu, meski dia tampannya pol macam anggota boyband korea, atau baik dan culunnya maksimal seperti Poh, kungfu panda, perjalanan kalian masih panjang. Dengan terus sibuk memperbaiki diri, terus berdoa yang terbaik, well, kisah cinta kalian akan mekar dan indah pada waktunya, tanpa harus melanggar prinsip2 hidup yg baik.
Seekor semut yang tinggal di Medan, sama sekali tidak masuk akal bisa berpergian pulang-pergi ke Jakarta hanya dalam waktu 5 jam saja. Sekilas lalu, sama sekali tidak masuk hitung2annya.
Tapi kalau semut itu ternyata tidak sengaja nempel di tas seseorang, lantas seseorang itu naik pesawat, semut itu duduk di tepi jendela selama pesawat pulang-pergi, maka perjalanan ajaibnya bisa terjadi. Make sense sekali.
Ada banyak hal di dunia ini, yg kalau kita tidak tahu penjelasannya, bukan berarti itu tidak masuk akal. Kita saja yg terlalu pandir utk memahaminya. Itulah gunanya keyakinan, iman. Dan itulah gunanya, terus mencari tahu jawabannya--yg proses belajarnya tetap dijaga dgn batas2 iman serta keyakinan tadi.
*Sinonim kata 'cukup'*
Jika kita tidak bisa memperbaiki, tidak ikut merusak sudah cukup.
Jika kita tidak bisa saling tolong-menolong, tidak ikut merugikan orang lain, sudah memadai.
Jika kita tidak bisa memulai perubahan, berdiri di belakang orang2 yg memulai perubahan, sudah lumayan.
Jika kita tidak bisa memberantas korupsi, tidak ikutan korupsi waktu dan hal2 kecil lainnya, sudah genap.
Jika kita tidak bisa berdakwah, turur menyebarkan, repost, share nasehat2, sudah pas.
Jika kita tidak bisa berpartisipasi positif memberikan pendapat, tidak ikutan merusak diskusi, sudah komplet.
Bahwa di dunia ini, untuk menjadi yg terbaik, kompetitor sejati kita tidak pernah datang dari luar, tapi bagaimana mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan ketakutan, mengalahkan perasaan gentar, mengalahkan kemalasan, mengalahkan tinggi hati tidak mau belajar dan mengakui orang lain lebih baik, mengalahkan semua batasan2 yg mengekang diri sendiri. Sekali itu berhasil dikalahkan, hanya soal waktu kita akan jadi yang terbaik.
--Tere Liye
Sumber: Darwis Tere Liye
YEAH!!! COOL... XD
BalasHapusassalamu'alaikum mbak dika yang cantik hehe
dira dateng kembali, alhamdulillah kali ini gak sekedar mengagumi kata-kata di atas, sekaligus menshare pengalaman dira yang baru tanggal 23 sept kemaren bisa bertemu langsung dengan bang tere dan minta ttdnya di kampus sendiri hehe :)
maaf mbak, sayangnya dira gak dapet fotonya ^^"
oya mbak dika baik?
Wa'alaikumussalam Dira. ^^
BalasHapusAiggooo.... akhirnya kau ketemu juga sama Bang Tere. Hoho...
Gimana rasanya? Selamat2...
Bidadari2 surga, dirimu kudu bin wajib baca. Nangis termehek2 deh. Saran mbak, Dira baca novelnya dari skrg2, coz akhir tahun ini bakal difilmkan tuh novel. ^^
alhamdulillah, super sekali!!! haha
Hapusternyata logatnya bang tere lucu juga, asing di telinga, suka pake b.ing karena dira baru tau kalo beliau dosen juga :P
iya iya, pe.er dira tuh
habisnya dira suka pilih-pilih novel, yang berbau etnik sering masuk list terakhir... t.t
Yoyo,,, beliau kan alumnus akuntansi UI...
Hapus