Senin, 21 Februari 2011

3 Cinta Dalam Satu Hati (Terakhir)

Episode Ke Sembilan (Terakhir)

###
Flasback Start

2 tahun lalu. Min (-) hari ke sekian dari pertemuan yang mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Tepat 6 hari sebelum pernikahan itu benar-benar terjadi.

"Kamu serius mau pergi ke luar kota, Ndah?" Tanya Fadhil kepada calon istrinya, via sambungan telpon.

"Iya, kak Fadhil. Andah minta maaf gak bisa pamit langsung, Andah buru-buru." jawab Andah.

"Kamu yakin?" tanya Fadhil lagi.

"InsyaAllah gak apa2, kak. Toh Andah juga gak sendiri. Bos Andah juga ikut kok. Bener Kak Fadhil, insyaAllah semuanya akan baik-baik aja." Ucap  Andah meyakinkan.

"Andah,,, ayo cepet. Nanti kita ketinggalan pesawat. Lambat banget sih!" teriak seorang wanita di seberang telpon.

"Kak, udah ya. Andah udah ditunggu tuh. Pokoknya doain semoga semuanya berjalan dengan baik. Jaga diri Kak Fadhil juga ya. Wassalamu'alaikum." ucap Andah, buru-buru menutup telpon.

"Aaa,,, Andahhhh,, tunggu dulu sayang,,," belum sempat Fadhil menyempurnakan kalimatnya...

Tuuut... tuuut.... tuuuut... sambungan terputus.

"Jaga baik-baik calon istriku, ya Allah." batin Fadhil.

***

Entah mitos itu benar atau tidaknya, tapi yang pasti takdir Tuhan telah ada jauh sebelum mitos itu lahir. Kalian pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Tanpa sempat Fadhil membalas 'salam suci' itu, tanpa sempat Fadhil mengatakan "TTDJ", tanpa sempat Fadhiil... Ah,,, sebanyak apa pun disebutkan, kesempatan itu nyatanya memang tidak pernah datang. Andah kecelakaan. Sebuah bus pariwisata kehilangan kendali saat hendak menurunkan kecepatan, parkir. Rem bus tersebut blong, menabrak apa saja di pinggiran jalan bandara, termasuk Andah dan Bosnya yang baru saja turun dari taksi. Beberapa orang luka-luka, tapi sayang bagi Andah dan Bosnya, mereka tewas seketika.

Flashback End
###

Hari ke-99 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Fadhil mengucek-ngucek matanya yang tidak gatal, demi melihat foto seseorang mirip Andah di atas bufet ruang keluarga rumah Kamila, tak percaya. Bahkan Fadhil sampai lupa, tadi hendak ke toilet. Belum lepas matanya memandang foto, seseorang memanggil.

"Dhil, ngapain lu di sini? Yuk pulang. Udah pada nunggu tuh." ternyata Taufan yang memanggil.

"Oh,,, eng,,, ehh,, iya." jawab Fadhil gugup.

"Lu kenapa sih, dhil?" tanya Taufan, heran dengan muka adik kembarnya.

"Oh,, gapapa. Yuk!" balas Fadhil singkat.

Rombongan calon mempelai laki-laki pamit. Mengakhiri acara lamaran hari itu. Kira-kira dua bulan ke depan atau tepatnya hari ke-164 dari sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX, pernikahan itu akan dilaksanakan.

***

Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil yang mereka sewa khusus untuk acara lamaran Taufan.

"Fan, gimana perasaan lu sekarang? Selamat ya brow, lu sebentar lagi bakal jadi seorang suami." ucap Fadhil pada Taufan yang sedang menyetir di sebelahnya. Eyang yang duduk di belakang, tersenyum mendengar perkataan Fadhil.

"(senyum) Ya, makasih, Dhil. Gue seneng banget akhirnya Kamila nerima lamaran gue. Itu juga gak lepas dari bantuan lu. Makasih ya adikku." balas Taufan, sambil mencoba mencubit pipi Fadhil, sama seperti yang pernah Taufan lakukan dulu.

"Ah,,, apaan sih, Fan. Mulai lagi deh. Huh'" sambil mencoba melepaskan 'cubitan' Taufan, tak peduli yang Taufan sedang menyetir.

"Awas, Fan! Awaaaaaaaaaaaaaassssssss" teriak eyang.

...

Maka, candaan Kamila dengan Rain sesaat sebelum menengok Wiwi di hari ke-ke-51 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX, menjadi pamungkas kejadian siang itu.

"Ya tergantung juga, kalo Taufan tiba-tiba pergi, aku gak janji! Hahaha,,,"

Dan Taufan memang pergi, pergi untuk tidak pernah kembali lagi.

***

Hari ke-2190 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Di tempat yang sama, saat mereka pertama kali bertemu 6 tahun lalu.

"Kok bengong aja. Ayo dong dimakan Pisang Goreng Keju-nya. Kamu gak suka ya sayang (senyum)?" ucap Boy kepada istrinya.

"Iya Kak Mila, ini enak loh. Wiwi aja suka."

-=T A M A T=-


. . . E p i l o g . . .

Ada banyak potongan kejadian yang masih belum tuntas, ada banyak pertanyaan yang masih terlintas. Dan ini menjadi bagian yang mungkin, baik Kamila, Taufan, Fadhil, dan Boy pun tidak tahu. Mungkin mereka tahu, tapi tidak sempurna tahu, tidak utuh.

Pertanyaan pertama. Tentang Andah. Kejadian utuhnya adalah, bos yang bersama Andah saat kecelakaan terjadi adalah kakak dari Kamila. Indy namanya. Ah,, tentu saja Fadhil tidak tahu semua itu. Dan foto yang Fadhil lihat di ruang keluarga rumah Kamila, memang benar-benar Andah. Itu adalah foto saat Indy, Andah, dan karyawan lainnya berfoto bersama satu perusahaan. Lantas pertanyaan tentang apa perusahaan yang dipimpin Indy, tentang apa sebenarnya pekerjaan Andah, rasanya menjadi tidak penting lagi. Toh dengan mengetahuinya pun, Andah tidak akan pernah kembali lagi.

Pertanyaan ke dua. Tentang Taufan. Apakah Taufan tahu tentang Fadhil yang sebenarnya juga memiliki rasa terhadap Kamila? Rasa yang berlapis tabir rindu menggebu, rasa yang tertahan karena ikatan persaudaraan (Fadhil tentulah tak setega itu untuk merebut Kamila dari kembarannya sendiri, saudaranya sendiri). Taufan tidak tahu itu semua. Sama tidak tahunya tentang Boy, sahabat pantinya dulu, yang juga mengagumi Kamila diam-diam sejak lama. Bahkan kini, setelah kepergiaannya, Kamila resmi menjadi istri Boy. Kejam??? Adakah takdir Tuhan yang kejam? Tentu tidak. Semua bergantung pada dari titik mana kita mau menjadi, dari titik mana kita mau mendengar, dan dari titik mana kita mau melihat. Toh dengan mengetahuinya pun, Taufan tidak akan pernah kembali lagi.

Ahh,,, tentu masih banyak pertanyaan melintas. Bahkan hal kecil seperti, mungkinkah hanya karena kaget melihat foto Andah, Fadhil sampai lupa mau ke toilet? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan balik. Apakah ke toilet memang hanya untuk suatu urusan yang bersifat 'kebelet'? Kan tidak. Bisa saja Fadhil hanya ingin cuci muka, sedikit menyamarkan wajahnya yang terlihat sedih setelah melihat proses lamaran Taufan berakhir.

Tapi toh dengan mengetahui jawabannya pun, Fanfic ini tetap TAMAT. Tidak akan bertambah atau berkurang satu episode pun, laiknya sinet KCK yang berseoson.

_Karena sejatinya jodoh, kehidupan, kematian, dan harta, semua telah diatur oleh Allah SWT. Dan cara terbaik supaya bisa berdamai dengan takdir Allah adalah dengan berbaik sangka, selalu berbaik sangka. ^^_

*****************************************************

2 komentar:

  1. Wuahhhh Teh Diks, keren cerbungnya...bikin gak mau beranjak dari tempat duduk....
    untung cerbungnya dipublish di blog, kalau dimuat di tabloid bulanan kan bisa mati terpejam karena penasaran...Like this deh pikoknya

    BalasHapus
  2. Aigoo... Teh Imas baca cerbung ini juga. Hehe... cerbung pertama teh, jadi rada-rada geje. ^_^

    BalasHapus

Don't be shy, write your mind! ^_^