Senin, 21 Februari 2011

3 Cinta Dalam Satu Hati (5)

Episode Ke Lima

Hari ke-49 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Semuanya berjalan tak kalah mengesankan seperti saat pertama kali mereka bertemu. Bahkan kini, minimal satu kali per pekan, Kamila menyempatkan berkunjung ke rumah Taufan, menemui eyang. Melakukan banyak hal, menemani eyang ngobrol, belajar membuat Pisang Goreng Keju dengan eyang, membuat jus semangka untuk Taufan, mengajak eyang dan Taufan jalan-jalan, diajak Taufan berkeliling gang, dan masih banyak lagi. Setiap momen dirasakan Kamila begitu mendalam. Sekali lagi, semuanya terasa begitu mengesankan.

Hari ke-49 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Taufan semakin memahami Kamila. Tahu kenapa Kamila sangat suka jus semangka, kenapa Kamila ingin menjadi dokter, kenapa Kamila sangat suka warna merah, kenapa Kamila suka sekali mendengarkan radio sebelum tidur, kenapa Kamila takut melihat ondel-ondel dan lainnya. Taufan semakin hafal kebiasaan Kamila. Kebiasaan mengusap ujung rambut saat Kamila merasa malu, kebiasaan menggaruk telapak tangan saat Kamila merasa tegang, kebiasaan menggunakan tangan kiri saat Kamila mengupas buah , kebiasaan menempelkan botol dingin saat Kamila berkeringat, dan lainnya.

Semakin serius hubungan Taufan dan Kamila, semakin sering pula Taufan curhat ke Fadhil, adik kembarnya. Hampir setiap malam Taufan curhat ke Fadhil, bilang betapa Taufan sangat yakin dengan pilihan hatinya, betapa Taufan sangat berharap Kamila bisa menjadi pendamping hidupnya kelak, betapa Taufan berharap Kamila menerima cintanya. Kamila, Kamila, dan Kamila. Tidak ada pembahasan lain yang dibicarakan Taufan kecuali tentang Kamila. Seperti malam ini, untuk ke sekian kalinya, Taufan curhat ke Fadhil.

"mmm,,, Dhil, gue mau minta tolong sama lu." ragu-ragu Taufan membuka pembicaraan.

"Apa?" tanya Fadhil singkat, enggan beralih dari buku yang sedang dibacanya.

"Stop dulu dong bacanya, gue mau ngomong serius nih." balas Taufan sedikit memelas.

"Iya,,, iya,,, minta tolong apa sih?" Kembali Fadhil mengulang pertanyaannya, menaruh buku bacaannya, bersiap mendengarkan.

"Hehe,,, iya. mmm... gue,,, gue mau lamar Kamila. Menurut lu gimana?" Tanya Taufan polos, meminta pendapat.

"Whats??? Serius lu?" Tanya Fadhil kaget.

"Ya iya lah gue serius." jawab Taufan dengan wajah tak kalah serius.

"Yakin?" Tanya Fadhil lagi, mencoba memastikan.

"Sangat yakin!" jawab Taufan semangat.

"Terus???" Tanya Fadhil lagi.

"Terus apa???" Taufan sedikit tidak paham pertanyaan Fadhil.

"Ya iya, trus lu mau minta tolong apa sama gue?" Fadhil kembali ke pertanyaan awal.

"Oh,,, hehe. Gue mau lu bantuin gue buat lamar Kamila." Jawab Taufan malu-malu.

"Caranya?" tanya Fadhil lagi. (Ya ampun, Fadhil banyak tanya amat yak. Hehe,,,^^)

Taufan pun mendekatkan mulutnya ke telinga Fadhil. Membisikan sesuatu. (Haha,,, pasti pada penasaran apa yang dibisikin Taufan ke Fadhil. Tunggu episode spesialnya ya. Hoho,,, ^^)

"Gimana? Kira-kira bisa gak lu bantuin gue?" Tanya Taufan setelah memberitahukan rencananya.

"mmm,,, Ok deh, sip!" jawab Fadhil, meng-iya-kan.

"Hoho,,, makasih adikku!" girang Taufan, tanpa sadar mencubit-cubit pipi Fadhil, ditambah sedikit menggoyang-goyangkannya (wkwkwk,,, gak kebayang Taufan ngelakuin ini di KCK ^^)

"Ihhh,,, apa-apaan sih lu. Biasa aja kali." ucap Fadhil mencoba melepaskan tangan Taufan dari pipinya, jijik juga dipegang-pegang Taufan. (wkwkwkwk :D)

"Hehe,, sorry Dhil. Kelepasan. Thanks ya brow." ucap Taufan dengan senyum cengengesan.

"Iya,, iya,, udah sana,,, gue mau lanjutin baca. Ok!"

"Ok brow. Sekali lagi thanks ya kembaranku!" Jahil, Taufan untuk ke dua kalinya mencubit pipi Fadhil, buru-buru beranjak pergi.

"Dasar!" balas Fadhil, sambil melemparkan bantal, tersenyum.

"(memandang setengah ke atas) Hmm,,, Andah,,, bagaimana kabar kamu di sana, sayang?" batin Fadhil sesak, mendesah pelan.

***

@ Gerbang Universitas Bebas Berekspresi (UBB).

Hari ke-50 sejak pertemuan mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Cuaca sore hari yang panas. Kamila baru saja selesai kuliah, hendak membeli sebotol minuman dingin.

"Gak ada uang pas, neng?" Tanya pedagang asongan kepada Kamila.

"Duh,, gak ada Pak. Gimana ya?" Jawab Kamila bingung.

"Nih pak uangnya (senyum)." Tiba-tiba seorang anak kecil memberikan uang kepada pedagang asongan tersebut.

"Ehh,, dek,,, gak usah." ucap Kamila.

"Gak papa kok, Kak. Nih Pak uangnya." Kembali sang anak menyerahkan uang ke pedagang asongan, yang tadi sempat ditahan oleh Kamila.

"Oh iya, makasih neng kecil." Pedagang asongan pun berlalu pergi.

"Makasih ya, dek." ucap Kamila.

"Sama-sama, Kak." Sambil beranjak pergi.

"Ehh,, tunggu dek! Menahan tangan anak kecil tadi. "Ini buat kamu." Sambil menyerahkan sebatang coklat.

"Gak usah, Kak. Gak usah repot-repot." jawab si anak kecil, sungkan.

"Gapapa. Ini buat kamu. Anggap aja ini hadiah kebaikan kamu karena udah nolong kakak. Ayo ambil." sedikit memaksa Kamila menaruh coklatnya di atas telapak tangan si anak kecil.

"mmm,,, makasih ya kak." Akhirnya si anak kecil menerima pemberian Kamila.

"Kakak yang harusnya terima kasih." balas Kamila, tersenyum tulus.

" (senyum) Kalau gitu, saya permisi dulu ya, Kak." perlahan pergi sambil melambaikan tangan ke arah Kamila, hendak menyebrang jalan.

"AWASSSSSSSSSS!!!" teriak Kamila.

***

Sore itu, Kamila dan beberapa orang yang melihat kejadian, langsung membawa si anak kecil ke RS CINDAHA, RS milik UBB. Cemas, Kamila mondar-mandir macam setrikaan di depan ruang UGD.

"Permisi, Mbak! Mbak keluarga pasien? Silakan mengisi data administrasi terlebih dahulu." ucap seorang suster sambil menunjuk ke tempat administrasi.

"Ehh,,, Eng,,, iya suster!" ragu Kamila mengikuti langkah suster tadi.

"Nama? Siapa ya nama anak itu?" gumam Kamila bingung, hendak mengisi form data pasien.

"Kenapa, mbak?" tanya petugas administrasi melihat muka bingung Kamila.

"Gini pak, sebenarnya saya gak siapa nama anak kecil tadi." jawab Kamila jujur.

"Loh? Bukannya mbak keluarga pasien?" Tanya petugas administrasi heran.

"Bukan, Pak. Saya bukan siapa-siapanya. Cuma, tadi saya yang melihat kecelakaan, jadi saya yang bawa dia ke sini." Jelas Kamila.

"Oh gitu. Hmm,, gimana ya? Datanya harus jelas soalnya, Mbak." (gini nih RS di Indonesia, ribet dah kalo masalah administrasi, Huh' T_T)

"Kalo diisi nama saya aja gimana, Pak?" ucap Kamila, mencoba memberi solusi.

"Ya sudah, silakan." Jawab petugas administrasi, ketus.

Selesai mengisi data administrasi, Kamila kembali ke depan ruang UGD. Seorang dokter akhirnya keluar dari dalam ruang UGD.

"Gimana Dok keadaan anak tadi?" tanya Kamila tidak sabar.

"Alhamdulillah dia baik-baik saja. Hanya luka lecet di lengan dan kakinya. Tadi sempat pingsan, mungkin karena shock." jelas dokter.

"Apakah harus dirawat inap, dok? tanya Kamila.

"Tidak, tidak perlu. Hari ini juga boleh langsung dibawa pulang." jawab dokter.

"Alhamdulillah kalo gitu. Terimakasih, dok!" tersenyum lega.

***

Selepas dari RS CINDAHA, Kamila langsung mengantar si anak kecil pulang.

@ Depan rumah si anak kecil.

"Beneran kamu gak apa-apa, dek?" tanya Kamila untuk ke sekian kalinya.

"Iya kak, aku gak apa-apa kok. Yuk kak, masuk dulu." Ajak si anak kecil.

"Gak usah dek, kakak langsung pulang aja. Udah malam (senyum). Oia, kakak sampai lupa, siapa nama kamu?" tanya Kamila, sadar sedari tadi cuma bilang 'adek'.

"Wiwi,,, nama aku Wiwi, kak." jawab si anak kecil.

Tiba-tiba...

"Kamila..." terdengar seseorang memanggil nama Kamila.

-=BERSAMBUNG=-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be shy, write your mind! ^_^