Senin, 21 Februari 2011

3 Cinta Dalam Satu Hati (7)

Episode Ke Tujuh

Hari ke-62 sejak pertemuan yang mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Tepat sebelas hari setelah percakapan serba canggung di rumah Boy. Ada banyak hal tak terduga, tak disangka, tak dikira.

###
*jujur, ini dialog yang paling susah ane lanjutin, secara ane jg bingung harus ngomong apa dlm kondisi kyk begituan. Huhu,,, Baiklah. Lanjutt!*

Flashback start

(sedikit diulang) Sesaat suasana menjadi hening. Semuanya hanya saling diam. Tiba-tiba...

"Kak Mila cantik ya, Kak! Cocok sama Kak Boy yang ganteng! Hehe,,, "ucap Wiwi polos.

"Oia?" balas Boy menanggapi celotehan adiknya, tersenyum.

"Iya. Wiwi seneng deh kalo Kak Mila bisa jadi kakak Wiwi juga. Hehe" tersenyum menatap Boy dan Kamila.

"Ahh,,, Wiwi bisa aja." akhirnya Kamila menanggapi, tersenyum kaku.

Percakapan yang di luar dugaan. Tentu Boy tidak tahu bahwa Kamila sudah ada yang 'punya'. Alhasil, selanjutnya hanya ada 3 ekspresi tanpa kata yang tercipta, Boy tersenyum malu, Kamila tersenyum kaku, dan Rain tersenyum pilu (kasian bener si Rain. ^^). Ahh,,, Wiwi tentu juga tidak tahu apa yang terjadi akibat celotehannya itu, tentang hati yang akhirnya berbunga-bunga, tentang hati yang akhirnya dilema, dan hati yang akhirnya sengsara.

Flashback End
###

Hari ke-62 sejak pertemuan yang mengesankan di Resto Kebun KCKBX. Tepat sebelas hari setelah percakapan serba canggung di rumah Boy. Ada banyak hal tak terduga, tak disangka, tak dikira. Sekali lagi ada banyak hal tak terduga akhirnya terjadi. Seperti hari ini. Kamila diajak Wiwi ke suatu tempat yang menjadi masa lalu bagi '3 sekawan', Fadhil, Taufan, dan Boy. (Sama halnya dengan Boy, Kamila langsung menyukai Wiwi saat pertama kali bertemu. Maka tak heran, jika sepekan terakhir, Wiwi semakin akrab dengan Kamila. Meski Kamila tetap merasa canggung jika harus berhadapan dengan 'Pak Boy').

***

Dalam perjalanan angkot.

"Emangnya kamu mau ajak kakak ke mana, Wi?" tanya Kamila penasaran setelah angkot berjalan 8 menit yang lalu.

"Hmm,,, aku mau ajak kakak ke panti asuhan." jawab Wiwi bersemangat.

"Panti asuhan??? Panti asuhan mana?" tanya Kamila, lagi.

"Kaffa Arjuna. Panti Asuhan Kaffa Arjuna." Jelas Wiwi.

"Kaffa Arjuna??? Bukannya itu panti asuhannya..." belum selesai Kamila membatin, mereka sudah sampai ke tempat yang dituju. (Inget kan kalo Taufan udah pernah cerita tentang panti asuhan Kaffa Arjuna)

"Kiri, pak!" teriak Wiwi kepada sopir, 'minta' turun.

Sesaat setelah mereka sampai di panti asuhan, Wiwi langsung mengajak Kamila ke taman panti. Di sana sedang berlangsung (kyk pertandingan bola aja, hehe^^) les bahasa Inggris yang memang rutin diadakan untuk anak-anak panti. Ternyata ada bagian cerita yang tidak Taufan ceritakan kepada Kamila. Cerita yang akan menjawab tuntas atas pertanyaan di episode 6: "bagaimana mereka bisa saling mengenal saat dewasa? Bukankah saat mereka berpisah, mereka masih sangat kecil? Tentu banyak perubahan yang telah terjadi. Sekali lagi, bagaimana mereka akhirnya bisa saling mengenal saat dewasa?"

Adalah Wiwi yang mempertemukan kembali si kembar dan Boy. Tentu semua masih ingat tentang perkataan Wiwi di episode 2, "Hmm,,,kalo aja Kak Boy pinter bahasa Inggris kayak mentor itu." Yup, mentor itu adalah Fadhil. Fadhil lah yang mengajar les bahasa Inggris gratis di panti asuhan Kaffa Arjuna dan Wiwi adalah salah satu muridnya.

Adalah Wiwi pula yang menceritakan tentang mentor itu kepada Boy. Boy terperanjat kaget sekaligus senang mengetahui keberadaan si kembar, walau separuh hatinya masih dipenuhi keraguan, apakah itu Fadhil si kembar teman pantinya dulu? Malas terus menerus dalam keraguan, Boy memutuskan pergi ke panti untuk memastikan semuanya.

###
Flashback start

"Fadhil..." ragu-ragu Boy memanggil orang yang ada di depannya.

"Ya (senyum)" Jawab Fadhil singkat.

"Gue Boy, dhil. Gue Boy si anak panti." jelas Boy bersemangat.

Diam sesaat, mencoba mengingat-ngingat, "Boy? Lu Boy..." tanpa merasa perlu melanjutkan kalimatnya, Fadhil langsung memeluk Boy. Lama. (Huhu,,,T_T)

Sejak itulah, hubungan pertemanan 3 sekawan panti itu kembali terjalin. Ahhh,,, betapa bahagianya mereka. Bagaimana tidak, sejatinya mereka tidak pernah jauh sejak setahun terakhir ini. Bagian ini mungkin juga tidak diceritakan Taufan kepada Kamila. Bagian tentang Eyang, Fadhil, dan Taufan yang akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota 'kelahiran' si kembar, kota tempat panti asuhan itu berada.

Rasa kangen serta keinginan balas budi terhadap panti asuhan itulah, yang membawa mereka kembali. Eyang setuju. Mungkin sudah saatnya si kembar memilih jalan hidupnya sendiri, pikir eyang waktu itu. Fadhil yang memang jago Bahasa Inggris, secara suka rela mengadakan les bahasa Inggris gratis di panti asuhan, yang juga diikuti oleh Wiwi.

Boy sendiri sejak dulu tidak pernah tinggal jauh dari panti. Tempat kuliah yang berdekatan dengan panti, membuat Boy tidak bisa jauh dari tempat itu. Terlebih setelah Boy akhirnya diterima sebagai dosen di kampusnya sendiri. Meski begitu, Boy hampir tidak pernah berkunjung ke panti lagi, barang sekali pun. Berbeda dengan Wiwi. Boy memang tetap mengizinkan Wiwi untuk sesekali berkunjung ke sana. Boy sadar, Wiwi butuh teman-teman yang baik di masa kanak-kanaknya. Yang Boy tidak tahu, ternyata Wiwi malah hampir setiap hari berkunjung ke panti. Dan suatu hari saat Wiwi mengunjungi panti itulah, Wiwi bertemu dengan 'si kembar' Fadhil.

Flashback end
###

"What is your dream? Apa mimpimu? Tema yang akan kita bahas hari ini (senyum)." ucap Fadhil membuka pertemuan.

Lanjut Fadhil, "Dan sekarang, kakak ingin tahu, apa sih mimpi adik-adik semua? Adik-adik ingin menjadi apa jika sudah besar nanti? Mau jadi dokter, pilot, astronot, atau apa... Sekarang siapa yang berani maju ke depan dan jangan lupa ucapkan dalam bahasa Inggris, ok?"

"Assalamu'alaikum. Kak Fadhil, maaf Wiwi terlambat. Masih boleh ikut kak." ucap Wiwi.

"Waalaikumussalam. Silakan, Wi. Gapapa. Ayo duduk." balas Fadhil mempersilakan.

"Fadhil,,,?" akhirnya Kamila buka suara, sedikit kaget (senyum).

"Kamila,,,? balas Fadhil tak kalah kaget, tak sadar ada Kamila di samping Wiwi, sama tak sadarnya ketika wajah Fadhil langsung berubah sumringah, senang.

"Ya baik adik-adik semua. Hari ini kita kedatangan tamu yang sangat spesial. Namanya Kak Mila. Ayo Mila ke sini." tanpa persetujuan lebih dulu, Fadhil langsung memperkenalkan Kamila sebagai 'tamu spesial' hari itu.

"Apaan sih Fadhil. Aku kan..." belum sempat Kamila menolak, anak-anak sudah bertepuk tangan senang, termasuk juga Wiwi yang sudah duduk manis di tempatnya.

Jadilah Kamila 'partner' Fadhil mengajar Bahasa Inggris hari itu. Awalnya Kamila merasa canggung, maklum, Kamila kan jurusan kedokteran, tidak ada bakat untuk mengajar. Tapi Fadhil berhasil membawa suasana menjadi cair dan menyenangkan.

Satu jam kemudian, les Bahasa Inggris itu akhirnya selesai. Kamila, Wiwi, dan Fadhil berjalan berbarengan menuju gerbang panti.

Tiba-tiba dari arah belakang,"Nak Fadhil,,, tunggu sebentar, nak,,,!" panggil seseorang menyebut nama Fadhil, ternyata seorang ibu-ibu gendut, salah satu petugas panti. Fadhil, Kamila, dan Wiwi pun menoleh berbarengan (ya ampun, kan yg dipanggil Fadhil doang, napa semuanya pada nengok??? Hehe^^).

"Bu Yoan. Ya ada apa, bu?" balas Fadhil.

"Gini nak, ibu mau membicarakan tentang program panti yang..." kalimat Bu Yoan terputus. "(menunjuk Kamila) Ini pacar Nak Fadhil? Wahh,,, cantiknya..."

ALAMAKKKK!!!

-=BERSAMBUNG=-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be shy, write your mind! ^_^