Rabu, 26 Oktober 2011

Novel v.s Film

Fenomena novel yang difilmkan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ada yang sukses, ada pula yang gagal. Sebut saja film "Emak Ingin Naik Haji" yang diambil dari karya Asmanadia dengan judul yang sama. Menurut ane, film ini termasuk sukses baik dari segi anemo masyarakat mau pun dari segi pesan yang ingin disampaikan. Buku dan filmnya KLOP. Tidak ada yang ditambahkan mau pun dikurangi. Jadi, bagi masyarakat yang sudah membaca bukunya tidak kecewa dengan filmnya.



Lain lagi dengan film yang tak kalah fenomenal: "Ayat-ayat Cinta". Siapa sih yang nggak tahu AAC? Yup, karya dari novelis keren Kang Abik ini sudah fenomenal dari novelnya. Lalu banyak dari pembaca novel AAC yang menginginkan novel ini untuk difilmkan (termasuk ane, hehe...). Namun sayang seribu sayang, harapan ane (sebagai salah satu fans berat AAC) untuk melihat film yang sesuai dengan novelnya kandas. Filmnya jauh dari harapan. Banyak tokoh dalam film yang karakternya berbeda dan yang paling ane tidak suka adalah penambahan cerita di akhir dalam rumah tangga Aisyah, Fahri, dan Maryam yang sangat mengganggu. Ini hanya pendapat pribadi. Pesan yang disampaikan dalam film sangat jauh berbeda dengan pesan yang ada di novel AAC. Bagi reader yang sudah menonton filmya tapi belum baca novelnya, ane sarankan untuk membaca novelnya. Novelnya lebih bagus dari filmnya.

Dan masih banyak lagi karya dari penulis-penulis Indonesia yang akhirnya difilmkan.

Menurut ane, sukses atau tidaknya sebuah film yang diadaptasi dari novel, tidak hanya berdasarkan dari jumlah penonton, didukung aktor dan aktris yang terkenal, atau disutradarai oleh sutradara kelas atas. Lebih dari itu, ada satu hal yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah film adaptasi novel. Apa? yup, P-E-S-A-N alias amanat. Inilah yang kadang terlupakan. Seperti kasus AAC di atas, ane tidak mendapatkan pesan yang sama pada filmnya dengan pesan yang ane dapat ketika membaca novelnya. Ini yang membuat ane sedikit kecewa. Hehe...

Maka, ketika sebuah novel akan difilmkan, yang ane khawatirkan adalah akankah pesan yang ane dapat saat membaca novelnya akan sama dengan pesan yang ane dapat ketika menontonnya? Bukan apa-apa, akan sangat sayang ketika novelnya sudah bagus, tapi filmnya jelek. Terlebih banyak masyarakat Indonesia yang lebih suka menonton daripada membaca. Ya, kan?

Nah... Bagaimanakah dengan novel "Hafalan Shalat Delisa" yang akhir tahun ini akan muncul di bioskop? Semoga akan sebagus "Emak Ingin Naik Haji" dan sekeren "Ketika Cinta Bertasbih". S E M O G A. Aamiin.


Menurutmu? Kita berbicara film Indonesia ya. Bukan film luar negeri sekelas Harry Potter. Hehe...

6 komentar:

  1. hmmmm aku blm nonton yg delisa mbak heheh,
    anyway salam kenal..kunjungi lapakku juga ya

    BalasHapus
  2. Ya iya lah belum nonton, emang belum tayang Phuji. Hehe,,, InsyaAllah film ini tayang 22 Des 2011. Tunggu aja. :)

    Salam kenal juga. ^_^

    BalasHapus
  3. Subhanallah mau difilkan ya Dellisa? asyik...alhamdulillah ya..yang penting nonton...
    oya...
    Selamat Hari Blogger ya...
    ^___^ Happy #BloggerDay ^___^

    BalasHapus
  4. Iya, alhamdulillah akhirnya tayang juga setelah sekian lama menunggu. hoho,,, Semoga filmnya keren sekeren novelnya ya. Hehe,,

    Hari ini hari blogger? Baru tahu. Haha...
    Sip lah, Happy Blogger Day... ^_^

    BalasHapus
  5. Ohh..sepertinya akan jadi film yang menarik.
    semoga saja membuat saya tertegun sama seperti ketika nonton AAC atau KCB :D

    BalasHapus

Don't be shy, write your mind! ^_^