Minggu, 30 Oktober 2011

Benci Jadi Cinta, Cinta Jadi Benci

Ini semua tentang kelemahan. Benci jadi cinta dan cinta jadi benci. Dua poin yang saya yakin pembaca pernah merasakan sekaligus mengalaminya. Jangan persempit pikiran kita ttg cinta yang hanya untuk kekasih. Sekarang, biarkan saya melebarkan maknanya untuk sesuatu yang lebih luas.

Poin pertama, benci jadi cinta. Bersyukur, saya mengalaminya untuk sesuatu yang saya makan. Apa itu? Yup, buah-buahan. Dalam hidup saya, kejadian benci jadi cinta terjadi pada kesukaan saya terhadap buah-buahan.
1. Melon. Dulu saya gak suka dengan melon. Rasa manisnya aneh, bikin mual. Tapi entah ada angin apa dan saya lupa kapan kejadian pastinya, saya akhirnya coba juga makan melon. And,,, Wow! I like it. Yang dulunya saya parno bahkan sekedar mencium bau melon, sekarang malah suka banget sama melon. hehe,,, Benci jadi cinta.
2. Alpukat. Buah ini dulunya juga saya amat tidak suka. Entah karena waktu saya makan, alpukatnya memang sedang tidak enak atau apa. Pokoknya saya tidak suka, pun kembaran saya juga tidak suka buah berwarna hijau ini. Tapi suatu hari, saya memaksakan diri mencoba buah alpukat. Dan ternyata... Enakkkk!!! Apa mungkin saya sedang beruntung alpukat yang saya makan enak. Tahu sendiri kan, gak semua alpukat rasanya enak. Ada saja yang rasanya pahit dan lembek. Hehe... Sejak dari itu, saya suka banget dengan alpukat. Pokoknya I love avocado!

Nah, sayangnya untuk poin cinta jadi benci, saya alami terhadap salah satu sahabat dekat saya. How poor I am. Saya hanya tidak bisa mengelak pada hati yang tidak lagi bisa diajak kompromi. Apa mungkin ini ada kaitannya dengan sifat saya yang melankolis, yang cenderung akan mencintai sesuatu/seseorang dengan sangat amat. Pun sebaliknya, saat saya membenci sesuatu/seseorang saya akan benci sebenci-bencinya. Saya katakan, bisa jadi tulisan saya ini sebagai sebuah pembelaan thd sifat jelek saya yang satu ini. Toh dalam Islam juga diajarkan untuk tidak membenci/mencintai secara berlebihan. Sekali lagi, ini kelemahan saya untuk tidak bisa membuat hati saya berkompromi thd situasi yang ada. Situasi yang menyebabkan saya harus memutuskan silaturrahim, mungkin. Sebenarnya bukan memutuskan silaturrahim, hanya tidak ingin bertemu. Itu saja. Salah kah?

Melihat sesuatu yang dulu kita cinta lantas akhirnya kita benci entah mengapa selalu membuat hati sesak. Kesimpulannya, saya masih belum bisa berdamai dengan keadaan. Dan ini adalah kelemahan saya sekaligus pembelaan saya.

Tulisan ini sungguh geje. Biarkan lah. Toh yang menulis hatinya pun sedang galau segalau-galaunya.

Edisi stress tingkat tinggi! T_T

3 komentar:

  1. Headernya suka yang ini...hihihii ^______^

    dulu saya juga suka alpukat..tapi sekarang (bukan) benci tapi menghindari,..melupakan seseorang

    #eaaaaa

    BalasHapus
  2. kayak lagunya Radja: Benci Bilang Cinta..

    Sheno monyet, tapi malah ga suka pisang... heheh

    semoga, kita sema terlepas dari rasa benci ya kak
    :D

    BalasHapus
  3. @ Mas Rian: Kalau suka header yg ini, berarti orangnya melankolis ya. Hehhe,,, Wahhh,,, kyknya punya pengalaman yang sama. :)

    @Sheno: Oia, lupa nyebutin. Saya juga gak suka pisang. Hehe,,, cuma suka pisang yg udah digoreng. ^^ Salam kenal Sheno.

    BalasHapus

Don't be shy, write your mind! ^_^