Senin, 13 Agustus 2012

[Renungan] Tentang Sepiring Nasi

Assalamu'alaikum sobat NSK!
Semoga tetap semangat di hari-hari akhir Ramadhan. Hoho... ^_^
Sambil nunggu waktu berbuka, Rain ingin berbagi sedikit lewat postingan ini. Bagi-bagi takjil? Tentu aja bukan. Hehe... Penasaran??? Cekidot bro!

----*----
Actually, renungan ini Rain dapet dari channel DAAI TV. So, Rain cuma menyampaikan ulang apa yang disampaikan sama DAAI TV. Ya... tentang sepiring nasi. Ternyata sepiring nasi beserta lauk dan sayurnya yang biasa kita makan sehari-hari, prosesnya gak sesederhana yang kita bayangkan. Selintas, kita hanya membayangkan proses mengolahnya saja. Betul gak?

Pernah gak memikirkan bagaimana nasi itu berasal, sayur itu berasal, dan lauk itu berasal. Sadar gak sadar, semua makanan itu membutuhkan proses yang panjang untuk bisa sampai ke piring di hadapan kita. Contohnya nasi. Nasi semua juga tahu asalnya dari beras. Tapi, sadarkah sobat kalau untuk menanam beras/padi saja butuh waktu berbulan-bulan. Membutuhkan sumber daya tanah, sumber daya pengelolanya (manusia), sumber daya air, sumber daya pupuk, sumber daya transportasi, dll, untuk jadi sepiring nasi. Begitu juga dengan sayur, butuh waktu yang gak sebentar untuk menanamnya. Pun ada banyak sumber daya yang dibutuhkan. Belum lagi lauknya, dll.


Hufhh... ternyata... untuk jadi sepiring nasi beserta sayur dan lauknya membutuhkan proses dan sumber daya yang gak sedikit. Kalau tahu begitu, rasanya sayang banget kan kalau kita sampai sekarang masih sering buang-buang makanan. Hayo, siapa yang makannya suka gak habis? Mikir ulang deh. Terlebih sekarang bulan Ramadhan, biasanya nafsu pas kita buka puasa jadi berlebihan. Kayaknya kepingin makan semua makanan yang ada di meja. At the end, malah jadi gak habis makanannya. Padahal, masih baaannyyaaakkk orang di luaran sana yang untuk makan aja susah. Yuk istighfar! ^_^

Seperti yang Rasulullah katakan, "Makanlah sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang." Kira-kira begitu bunyinya. Hmm... 

Shaum bukan alasan buat kita untuk makan yang berlebihan saat berbuka. Justru rasa syukur yang harus kita lebihkan. Bersyukur bahwa Allah masih berkenan menitipkan rejeki pada kita. Rejeki yang kelak dimintai pertanggungjawabannya, meski hanya SEPIRING NASI...

Semoga renungan ini bermanfaat. Dan semoga Ramadhan kali ini benar-benar memberi kita banyak pelajaran untuk terus menjadi muslim yang lebih baik. See you in the next post. Bye and Wassalamu'alaikum. Rain pamit! ^_^

2 komentar:

  1. Jadi nyesel pernah nyisain nasi karena gak abis dimakan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga abis baca postingan ini bisa lebih bijak lagi ya. Hehe,,,
      Semangat! ^_^

      Hapus

Don't be shy, write your mind! ^_^