Jumat, 27 Mei 2011

Pekerja Rumah Tangga (PRT)



Kekerasan terhadap PRT menjadi polemik yang tidak berkesudahan. Kasus demi kasus seakan datang silih berganti, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentu ini tidak mutlak menjadi kesalahan satu pihak. Ada banyak pihak yang terlibat dan ikut bertanggungjawab dalam melindungi hak-hak PRT.

Pemerintah harus terus memperbaharui regulasi mengenai perlindungan terhadap PRT. Tanpa regulasi (peraturan) yang jelas, PRT akan sulit meminta perlindungan. Sampai saat ini, belum ada UU yang mengatur secara langsung tentang hak-hak dan kewajiban PRT. Mengapa? Karena di Indonesia PRT hanya dianggap sebagai pembantu (helper) bukan pekerja (worker).

Ada pun masyarakat pengguna jasa PRT, berkewajiban menghargai hak-hak PRT secara profesional. Ini penting agar tercipta hubungan yang harmonis antara pengguna jasa dan PRT itu sendiri. Peran serta masyarakat sebagai pengawas di lapangan melengkapi semua peran yang dibutuhkan untuk menlindungi PRT.

Semua tidak akan berjalan dengan baik tanpa kesadaran dari masing-masing pihak untuk terus peduli terhadap nasib PRT di Indonesia, yang seolah tidak pernah lepas dari penderitaan. Wallahu’alam.

Senin, 23 Mei 2011

Lihatlah Kebaikan Di Sekitar Kita


Topik sederhana tapi "ngena" dari saluran radio swasta di Bandung ini begitu menarik perhatian saya. Kebiasaan saya akhir-akhir ini memang mendengarkan radio sambil menunggu terlelap tidur. Karena biasanya topik-topik yang disajikan malam hari lebih santai tapi serius, jadi kadang bisa buat introspeksi diri sebelum tidur. 

Sabtu, 21 Mei 2011

Akhir Hidup (Kisah Nyata)

di post oleh : Fahmi Ikhwanudin

Ya Allah berikan kematian yang paling baik padaku dari sebaiknya-baiknya kematian (Kisah Nyata)
 

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”

Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.

Jumat, 20 Mei 2011

Leonard With No "O" (6)

Taman Kota Seoul

Lasmi masih tertegun selesai membaca kertas milik Leon. Dia tentu tidak berharap mengetahuinya dengan cara seperti ini. Akan lebih baik kalau dia tahu dari Leon langsung.

Lasmi menelan ludah, “Ya, aku akan berpura-pura tidak tahu saja dan segera mengembalikan kertas ‘berharga’ ini.”

Setelah yakin dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya, Lasmi mengirim pesan singkat ke Leon, minta bertemu.

***

Sementara itu di kamarnya, Leon panik saat menyadari ada sesuatu yang hilang dari dompetnya.

“Aigoo,,, di mana kertas itu?” Sambil coba mengingat-ngingat, Leon segera menemui Ajeossi Soon. Berharap Ajeossi Soon menemukannya entah di mana.

Tiba-tiba HP Leon berbunyi, sebuah pesan singkat masuk.

[Mungkin kau kehilangan kehilangan sesuatu? Aku tunggu di taman kota Seoul. Sekarang.]

From: Lasmi

“Lasmi? Mungkinkah kertas itu? Sigh!!!” Leon meluncur ke taman kota Seoul.

***

Pemandangan Taman Kota Seoul sore itu begitu menawan. Tapi tak semenawan perasaan Leon. Dalam perjalanan, Leon terus saja berpikir bagaimana jika yang ditemukan Lasmi memang kertas milik Lee Kyung unnie. Bagaimana jika Lasmi sudah membaca semuanya.

“Ommoooooo…”

Leon akhirnya sampai, setengah berlari menghampiri Lasmi yang sudah menunggu di taman kota Seoul.

“Mianhe. Aku tidak sengaja menemukan ini ketika di restaurant tadi siang. Kurasa ini punyamu.” Sedikit ragu, Lasmi menyerahkan kertas itu. “Tapi tenang, a… a…aku belum…”

“Kembalikan!” Leon kasar mengambil kertas di tangan Lasmi. Mukanya merah padam menahan kemarahan. Menatap tajam ke arah Lasmi.

“Mianhe.” Lasmi tidak menyangka dengan reaksi Leon barusan. “Aku benar-benar tidak sengaja menemukannya. Aku janji tidak akan mengatakannya pada siapa pun. Promise! Kau bisa memegang janjiku.”

***

Untuk Leon dari Lee Kyung Unnie.

Kau tahu, betapa bahagianya aku memiliki adik sepertimu, Leon. Aku berharap untuk kebahagiaanmu di hari ini dan di masa depan.

Well, ada yang ingin Unnie ceritakan. Tapi sebelumnya, berjanjilah padaku kau tidak akan mengatakannya pada siapa pun, termasuk kepada Mummy dan Duddy. Ini akan sangat berat untuk mereka. Berjanjilah seperti seorang pria sejati. Ok! ^_*V

Dua tahun yang lalu, aku bertemu dengan seorang pria tampan. Ya, dia benar-benar tampan. Bahkan lebih tampan darimu. Hehe… Kalau kau melihatnya, kau pasti iri. Pria itu sangat mengagumkan dan Unnie menyukainya.

Hubungan kami berlanjut. Dan aku sangat bahagia memiliki orang yang dapat ku percaya. Yah… He likes me, too.

Tapi semuanya berlangsung hanya sementara. Kebahagiaan itu hanya sejenak. Dia berubah. Selalu menolak saat aku mengajaknya bertemu.Hingga aku tahu akhirnya, mengapa dia bisa begitu berubah. Aku melihatnya bersama seorang wanita aneh yang aku yakini menjadi penyebab dirinya berubah.

Hati ini sakit, sakit sekali. Walau sakit, aku tidak pernah bisa membencinya. Tak pernah bisa. Jadi aku memutuskan untuk melakukan sesuatu. Melakukan hal yang bisa membuatku lupa akan rasa sakit ini.

Saat membaca surat ini, mungkin aku tidak akan bisa menemuimu lagi. Aku pergi. Jadilah manusia yang baik sepanjang hidupmu.

-Sarang haeyo, Lee Kyung-

“Hari itu, Lee Kyung unnie menabrakkan dirinya ke sebuah mobil di jalan raya.” Sambil menahan tangis, Leon menceritakan detil kejadian naas itu pada Lasmi. Leon berpikir Lasmi mungkin bisa dipercaya. Entahlah. Untuk pertama kalinya, beban  bertahun-tahun yang ditanggung Leon sendirian mengenai kematiaan kakaknya, akhirnya bisa dibagi.

“Tidak perlu. Mmm…Tidak perlu kau lanjutkan jika itu sulit untuk diceritakan.” Lasmi merasa tidak enak hati.

“Tidak apa-apa. Kau terlanjur mengetahuinya. Biarkan aku menceritakan semuanya. Itu pun kalau kau tidak keberatan.”

“Kau bisa percaya padaku.” Balas Lasmi sambil tersenyum.

“Awalnya Mummy dan Duddy hanya tahu anak sulungnya merupakan korban kecelakaan. Namun, polisi tidak bisa dibohongi. Ya, Mummy dan Duddy akhirnya tahu yang sebenarnya. Lee Kyung unnie bunuh diri.”

“Siapa pria itu?” Tiba-tiba Lasmi bertanya.

“Eh… Pria itu? Sampai sekarang aku tidak pernah tahu. Sudah bertahun-tahun aku mencoba mencari tahu siapa pria yang menyakiti kakakku. Nihil.” Leon terlihat kecewa.

“Jadi, kau benar-benar tidak pernah tahu siapa pria itu?” Lasmi masih belum yakin, mungkin kah tidak ada jejak sama sekali.

“Ya. Lagi pula, jika aku tahu mungkin sudah aku bunuh saat itu juga. Hahaha…”

“Bagaimana dengan orangtua-mu? Apakah mereka tahu tentang pria itu?”

“Hmm… Kau sepertinya tidak membaca dengan sempurna. Lee Kyung unnie memintaku untuk merahasiakannya. Jadi, kumohon tolong jaga rahasia ini. Kau paham?”

“Ya, aku paham. Sudah kubilang, kau bisa memegang janjiku.”

“Ya, aku percaya. Kamsahamnida.”

Setelah selesai menceritakan semuanya, Leon beranjak pergi. Besok adalah hari peringatan kematian Lee Kyung Unnie. Leon harus bersiap-siap.

***

Mr. Han adalah seorang diplomat sekaligus politikus di Korea Selatan. Keluarga Han adalah keluarga yang terpandang. Dan merupakan sebuah aib bagi Mr. Han, saat anak sulungnya justru memilih mati bunuh diri tanpa alasan yang jelas. Ini yang membuat Mr. Han tidak pernah bisa menerima kematian anaknya. Selama bertahun-tahun, Mr. Han tidak mau menghadiri peringatan kematian Lee Kyung. Baginya, hal itu sangat menyakitkan. Dan Mr. Han lebih memilih menghindar dan melupakan semuanya.

Sama halnya dengan hari ini, tahun ke-5 peringatan kematian Lee Kyung. Duddy masih dengan pendiriannya. Maka, hanya Mummy dan Leon ditemani Ajeossi Soon yang datang ke pemakaman.

“Jika Lee Kyung masih hidup, sekarang mungkin dia sudah menikah.” Ucap Mummy memecah keheningan.

“Mum… sudahlah.” Leon memeluk Mummy di sampingnya.

Tak jauh dari tempat pemakaman, Ajeossi Soon menatap ke arah Mummy dan Leon. “Mianhe… Maafkan Ajeossi, Leon. Pria itu… Pria itu adalah anakku…” Gumam Ajeossi Soon, tak kuasa menahan tangis.

-------------------------------

NB:
Mianhe = Maaf
Kamsahamnida = terimakasih
Unnie = kakak perempuan

Episode ini cuma sedikit. Maklum, udah tertunda lumayan lama. Jadi feelnya agak 'lost' sedikit. Mianhe. ^_^

Kamis, 19 Mei 2011

Mati

Saat kecil, pasti kalian pernah menanyakan pertanyaan-pertanyaan 'bodoh' kepada orangtua, kakak, paman, atau bibi kalian. Aku pun demikian. Masih terpatri dalam ingatan, aku pernah bertanya pada mama, "Mah, gimana sih rasanya mati?" Mama hanya menjawab: "Hushh,,, gak boleh nanya gitu. Pamali. "

Pertanyaan itu tentu gak ujug-ujug datang. Waktu itu (aku gak inget umur berapa) ada anaknya Uwa (kakak Bapak) yang baru aja meninggal karena penyakit kanker (kalau gak salah). Bagi seusiaku yang masih belum mengerti apa-apa, rasanya wajar bertanya demikian. Jangankan saat itu, sekarang pun kadang aku masih mempertanyakan, "gimana sih rasanya mati???"

Lepas dari jawaban bagaimana rasanya, ada yang lebih aku pikirkan. Apa yang akan aku tinggalkan ketika mati? Maksudku, bagaimana tanggapan orang ketika aku mati? Orang yang seperti apakah ketika aku mati? Apa yang orang lain kenang tentang diriku ketika aku mati?
 
Sudahkan aku menjadi orang yang baik, dermawan, bersahaja, sederhana? Rabb... Adakah kebermanfaatan yang bisa kuberikan sekalipun aku sudah mati?

Rabu, 18 Mei 2011

If I Were A Boy ---> Akh Dika

Kalau membaca judulnya, mungkin yang ada yang langsung teringat dengan salah satu lagu milik Beyoncé. Tidak, tentu saja ane tidak akan membahas lagu itu di sini. Hehe... Ini hanya pengandaian saja. Hal yang akhir-akhir ini sempat bersarang cukup lama dalam otak. If I were a boy...

Semua berawal dari nama asli ane yang cenderung mengarah ke nama laki-laki. Dika Fatwa. Ya, jujur lah. Walau ane sudah memasang gambar akhwat berjilbab dalam Photo Profil FB, tapi tetap saja masih ada yang meragukan. Haha... Kok bisa?

Kadang, ane jg berpikir bahwa karakter ane memang gak cewek2 amat. Walau gak bisa dibilang tomboy juga. If I were a boy, kayaknya asik juga. Menjadi sosok yang cuek dan blak-blakan. If I were a boy, ane bisa leluasa ngobrol sama babeh. If I were a boy, ahh... sepertinya menyenangkan. ^_^

Dan kalau dalam hal menulis, jujur ane lebih suka memakai tokoh laki-laki ketimbang perempuan. Entahlah. Hehe... Di tempat kuliah, ane bahkan sering dipanggil Akh Dika. Sering juga tuh ada temen ikhwan atau adik kelas yang belum tahu wajah ane, trus ngSMS manggilnya Akh Dika atau Akang Dika. Hadeuuhh... Gimana ane gak ketawa. haha... Kalau lagi ingin jahil, ane biarin aja tuh alias gak mengklarifikasi bahwa ane seorang akhwat. Haha... Biarlah, biar dia tahu sendiri.

Apalagi di Grup KCK Bebas BerXpressi, beuuhh... Udah tahu ane cewek, tetep aja dipanggil Abang, Akang, Om... Haha... Aya-aya wae.

If I were a boy... I think it's fun. :) And it's more thankful for being a woman. Thanks God. Alhamdulillah.

Lampu Negara dan Lampu Tempel


Suatu malam, Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz yang sedang kerja lembur didatangi oleh anaknya yang mau membicarakan sesuatu. Umar bin Abdul Aziz berkata : “wahai anakku apakah yang kamu ingin bicarakan ini masalah Negara (pemerintahan) atau masalah pribadi (keluarga)?”. Anaknya menjawab : “ini masalah keluarga, Ayah”. 

Seketika itu juga lampu yang menerangi ruangan tempat Umar bekerja dipadamkan dan beliau mengambil lampu tempel. Anaknya bertanya : “mengapa lampunya diganti, Ayah? Bukankah lampu tadi cukup terang? ” dengan tersenyum Umar menjawab,: “anakku kalau yang dibicarakan masalah keluarga, lampu inilah yang kita punya, karena lampu tadi milik Negara dan minyaknya dibiayai oleh Negara yang juga uang rakyat. Kalau Ayah menggunakan lampu milik Negara, berarti Ayah sudah mendzalimi rakyat. Ayah takut dan malu kepada Allah karena Dia pasti mengetahui perbuatan kita”. 

**********************************************************
Sebuah kisah yang mungkin sudah sering kita baca dan dengar. Sangat menginspirasi. Entahlah, apakah di jaman ini masih ada pemimpin yang demikian? Wallahu'alam bish shawab. Semoga masih ada. :)

Boay Car Wash

Kali ini, ane mo 'pamer' ponakan ane yang super cute... Welcome... Muhammad Rino Albanna... ^_^


 Foto ini waktu Babeh (Mbahnya Rino) lagi cuci mobil. Eh, ada si Boay (panggilannya Rino) ikut2an. Hehe... Jadilah si Babeh kagak selesai2 cuci mobilnya. qiqiqi...


 Ada yang lucu di foto ini. Piku di atas, Rino lagi 'nelen' air keran. Haha... Untung babehnya Rino lagi kagak ada. Kalau ketahuan... Beuhh bisa gaswat... Para tantenya membiarkan Rino minum air keran. hehe...
Si babeh juga asik2 aja lagi. :)

Selasa, 10 Mei 2011

[Lyric] Everything and More

You never looked more beautiful
Than you look tonight
In your eyes I see all I can be
And how you changed my life
You held on when I let go
Now all I want is to let you know

C H O R U S

Your love is like a river
It runs through my heart and soul
It's deep when I'm thirsty and warm when I'm cold
And when I feel forgotten I come runnin' to your shore
And find peace of mind time after time
You give me everything and more

When tomorrow comes I can face the morning
In a different light
You can change your mind a thousand times
Nothing will ever change mine 'cause

C H O R U S

The sun will rise and the light will shine
Everything will be alright
Oh, yes it will 'cause

C H O R U S

Your love is like a river
It runs through my heart and soul
It's deep when I'm thirsty and warm when I'm cold
And when I feel forgotten I come runnin' to your shore
And find peace of mind time after time
You give me everything and more

From: http://www.cowboylyrics.com/lyrics/gilman-billy/everything-and-more-15778.html

----------------------------------------------------

Lagu ini dinyanyikan oleh Billy Gilman, penyanyi yang ane kenal lewat lagu lawasnya "One Voice" waktu jaman SMP kalau gak salah. Hehe... :) Lagu "Everything and More" ini termasuk tembang Billy Gilman yang paling ane suka. Setiap orang punya persepsi masing-masing terhadap lagu ini. Ane sendiri ketika mendengar lagu "Everything and More" yang terbayang adalah sosok Mommy. :)

"Your love is like a river
It runs through my heart and soul
It's deep when I'm thirsty and warm when I'm cold
And when I feel forgotten I come runnin' to your shore
And find peace of mind time after time
You give me everything and more"

It's you, Mom... ^_^
This song was showing my feeling for you. Your love is like a river, it runs through my heart and soul... I love you, Mom...

Senin, 09 Mei 2011

D3B: Odud, Si Kecil Tapi Besar [Part 1]

Kaboy, Rain, Odud, & Delon

Entah mengapa, akhir-akhir ini Rain lagi seneng-senengnya nulis tentang orang-orang terdekat. Hehe,,, Udah lama ingin bercerita tentang mereka semua. Supaya ketika tua nanti, ada secuil memori yang bisa diingat lewat tulisan ini. Semoga. Termasuk yang satu ini. D3B aka Dika, Dita, Dela, dan Bhismi.

Kami selalu berempat. Tidak lagi hanya sebagai adik dan kakak, tapi sudah seperti teman sepermainan, teman segenk, atau apa pun lah namanya. Dengan umur yang tidak jauh berbeda, D3B seperti tidak terpisahkan. Haha... *mulaiLebay*.

Ok, mari kita uraikan satu-persatu sifat dan kebiasaan mereka menurut kacamata Rain (padahal ane kagak pake kacamata, hehe,,,)

Yang terbesar (body-nya) tapi sebenarnya yang paling bocil dari semuanya yaitu:

1. Odud aka Bhismey aka Mimi aka Imol aka Bhismi Alham

Ciri-ciri fisik: (Sapa tahu ada yang nyulik, nih boay emang ngegemesin,,, wkwkwk,,,)
- Berat badan disinyalir di atas 80kg/detik???
- Pake kacamata yang sering gonta-ganti karena lupa naro atawa patah gara-gara ketindihan tidur.
- Mirip engkoh2 China gitu deh,,,
- Ada bekas luka di alis sebelah kanan apa kiri yak??? Lupa, hehe... Luka gara-gara dicakar kucing. :)
- Jempol kakinya gede. Wkwkwk...

Fakta dan Data:

- Dibandingkan dengan sister2nya (including me,,, hehe), doi paling wangi dan paling lama kalau mandi. Subhanallah... Bayangin aja ye,,, Odud kalau mandi wanginya ampe kecium dari luar cuy,,, ckckck,,, pake minyak wanginya,,, Ambooyyy... kayak seminggu belum mandi,,, banyak benerrr,,, Wkwkwk,,, It's serious. ^_^

- Namanya paling unik dari semua anak-anak di rumah. Bhismi Alham. Bhismillahirrahmanirrahiim,,, Alhamdulillah... ^_^

- Okelah, ane ngaku dan semua orang di rumah juga tahu. Doi paling rajin dalam masalah bersih2. Kamarnya selalu lebih rapi dibanding kamar sister2nya. Qiqiqiqi,,, *JadiMalu

- Jangan mau minta jemput/antar sama Odud kalau Doi lagi capek/stress/gak mood, soalnya kalau naik mobil waktu mood Odud lagi gak baek. Hmm... Siap-siap aja berasa lagi balapan F1 atau malah sebaliknya, berasa naek bekicot. Hahaha *Lirik Dita dan Dela

- Pernah memalsukan tanggal lahir (sama Bapak sih ^_^) buat bikin SIM A. Hehe...

Sama Tapi Beda

- Waktu di ROHIS SMA, jabatannya jadi Sekretaris ---> sama kaya Kaboy aka Dita tapi beda generasi. :)
- Endut sama kayak Delon aka Dela. Qiqiqi *peace
- Kuliah Jurusan Teknik sama kayak ane. Bedanya doi Teknik Informatika, kalau ane Teknik Arsitektur. :)

Segitu dulu deh tentang Odud. Semoga berkenan. Hoho.. Love U, my beloved younger brother. Tetep menjadi pribadi yang lucu dan ngegemesin ya... ^_^

---------------------------------------
NB: Berhubung ane tipe pembaca yang gak suka dengan postingan yang terlalu panjang. So, untuk postingan kali ini dibagi menjadi beberapa part. Hehe,,, berasa bikin cerbung. ^_^

Jumat, 06 Mei 2011

Tangerangku Sayang, Tangerangku Malang

Selamat Datang Di Kota Tangerang :)

Tangerang, apa yang kau ingat darinya? Pabrik? Mungkin ya. Sebagai daerah "pinggiran" Jakarta yang menjadi motor pembangunan nasional, Tangerang menjadi salah satu kota tujuan si para pencari "keberuntungan". Tengok depan gang rumah, pabrik. Tengok sepanjang perjalanan ke sekolah, pabrik. Tengok di kiri dan kanan, pabrik. Dari mulai pabrik tempe rumahan sampai pabrik onderdil motor yang super canggih, semua ada di sini.

Tangerang, apa yang kau ingat darinya? Penjara? Mungkin ya. Penjara Umum, penjara wanita, sampai penjara anak-anak, semua ada di sini. Entahlah, aku yakin di kota yang lain juga ada penjara. Namun, sepertinya penjara di kota Tangerang termasuk yang paling terkenal. Terutama penjara wanita dan penjara anak-anaknya. Tentu saja bukan berarti Kota Tangerang menjadi pusat kriminalitas, namun begitulah adanya.

Meski begitu, bagiku Kota Tangerang tetap menyuguhkan kenangan manis. Saat halaman rumah masih menghasilkan tetumbuhan sehat. Saat sawah masih membentang di kiri dan kanan. Saat anak-anak masih riang bermain di sungai irigasi sawah. Saat pemuda-pemuda kampung masih leluasa lomba 'mengadu' layang-layang di lapangan luas. Saat semuanya terjadi 10 tahun yang lalu.

10 tahun yang lalu juga seperti sekarang. Dahulu, pabrik jumlahnya banyak meski tak sebanyak sekarang. Penjara pun dahulu sudah ada seperti sekarang. Namun bedanya, sawah-sawah kini sudah berganti menjadi petak-petak rumah "minimalis" secara harfiah. It's mean, rumah super duper sempit. Namanya pun lebih keren. Griya alias Perumahan. Walau sejatinya, tidak jauh beda dengan kontrakan. Sama sempitnya. Lahan kosong pun telah menjadi pabrik-pabrik baru, minimarket, atau bahkan apartemen alias rusun belasan lantai.

Itulah kotaku, Si Kota Industri. Tangerangku sayang, Tangerangku malang. Bagaimana nasibmu di masa depan?

Selasa, 03 Mei 2011

Cukupkan Aku, Dengan Kesederhanaan

Cukupkan aku,
Dengan menghamba hanya kepadaMu.

Cukupkan aku,
Dengan mencinta hanya kepadaMu.

Cukupkan aku,
Dengan bahagia, melihat kawan bahagia.

Cukupkan aku,
Dengan tersenyum, melihat kawan sejahtera.

Cukupkan aku ya Rabb...
Dengan Kesahajaan...
Dengan Kesederhanaan...

Supaya aku paham, tentang arti keSYUKURan.

Di Sini dan Di Palestina

Di sini, ada yang menunggu untuk mati
Tapi di sana, engkau justru menjemput mati

Di sini, ada yang bunuh diri untuk hina
Tapi di sana, engkau lakukan untuk syahid di jalanNya

Di sini, ada yang melempar batu untuk tawuran
Tapi di sana, engkau melempar batu untuk melawan penjajahan

Di sini dan di Palestina
Berbeda dan tentu tidak sama

Namun, di sini...
Kau tahu?
Di sini, ada yang mendo'akanmu setiap saat
Di sini, ada yang mendukungmu setiap waktu
Di sini, ada yang merindukanmu untuk tegak dan merdeka

Allah,,,
AllahuAKBAR!!!
Semoga pekikan takbir ini, sampai padamu,,,
Wahai Negeri Para Anbiya,,

Untukmu, Palestina tercinta
-Diks-

Titik Semula Bermula

Berlari kecil
Menuju mercusuar asa

Bertemu gerombol percaya
Lupa akan tabiat dosa
Buyar

Ternyata hanya hina
Gerombol pembual asa
Hilang cinta

Semak benci menjuntai
Membatas hati
Berhenti

Tiba di ujung
Kembali menyungsung
Asa yang sempat tergantung

Dan titik ini,
Titik semula bermula
Nelangsa